KEMBALI KE ARTIKEL
11 August 2022

INTERIOR ALA JEPANG: WABI-SABI

Mengambil filosofi desain dari negara-negara lain adalah hal yang biasa dilakukan oleh para desainer di dalam dunia desain interior. Sebagai contoh, filosofi desain “Hygge” dari Denmark yang mementingkan aspek kenyamanan (cozy) yang bisa didapatkan dari hal-hal simple seperti selimut, segelas cokelat panas dan lilin. Filosofi desain lainnya “Lagom” dari Swedia yang mementingkan keseimbangan (balance) dan kesadaran penuh (mindfulness) dalam kehidupan sehari-hari sehingga konsep “lagom” ini dikenal dengan fungsionalitas dan kesederhaaan.

Beberapa waktu lalu, kita sudah mengenal “Japandi” yang merupakan gabungan dari gaya Jepang dan Scandinavian. Selain “Japandi”, ada sebuah konsep yang tidak kalah populer yang diberi nama “Wabi-sabi”, konsep ini muncul di negara Jepang sejak abad ke-15. Ternyata “Wabi-sabi” tidak kalah populer dengan “Hygge” dan “Lagom”, konsep ini semakin banyak diminati oleh masyarakat.

 

Wabi-sabi

Source: ChampionsHome

Wabi-sabi adalah tren desain pada abad ke-15 yang diciptakan sebagai oposisi dari gaya desain yang menghias ruang secara berlebihan yang menonjolkan kemewahan dengan menggunakan bahan-bahan langka pada kala itu. Menurut National Geographic, filosofi Wabi-sabi dideskripsikan sebagai cara menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan, konsep luas dari filosofi ini mengarah pada ketidakabadian dan ketidaksempurnaan di dalam hidup. Wabi-sabi mengajarkan untuk menikmati keserhanaan hidup dan mendekatkan diri dengan alam, yang paling penting adalah menjaga kekhasan dan otentisitas dalam kehidupan.

Tidak berbeda dari “hygge” dan “lagom”, Wabi-sabi lebih mengarah ke prinsip hidup daripada sebuah tren desain interior, bagaimana cara belajar menerima sesuatu apa adanya, untuk menghargai yang sudah ada dari pada mengharapkan hal yang lebih baik.

 

Cara untuk mengaplikasikan Wabi-sabi di rumah

Setelah mengenal filosofi Wabi-sabi, mungkin terdengar sangat abstrak dan agak sulit untuk diimplementasikan dalam desain interior rumah. Berikut ada 5 langkah yang dapat diikuti untuk mengaplikasikan Wabi-sabi di rumah.

1. Menambahkan elemen artisan dan homemade

Source: Style Sourcebook

Seperti penjelasan sebelumnya, Wabi-sabi mengedepankan otentisitas. Tidak ada yang lebih otentik dari dekorasi rumah dengan unsur artisan yang membuat ruangan terasa lebih hangat. Contohnya, kamu dapat membeli perabotan khas daerah yang kamu kunjungi saat berlibur seperti vas, kerajinan tangan atau hiasan keramik yang akan menonjolkan karakter ruangan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan dekorasi homemade, membuat projek DIY saat kamu memiliki waktu luang di rumah.

 

2. Usahakan rumah tidak berantakan

Source: Behance

Walaupun prinsip Wabi-sabi adalah menghargai ketidaksempurnaan, bukan artinya kamu menelantarkan rumah dengan sengaja dibiarkan berantakan dan menggunakan dekorasi yang tidak bertema. Rumah dengan desain Wabi-sabi harus rapi dan teratur dengan tujuan kedamaian dan ketenangan di dalam rumah bisa dicapai. Jika kamu adalah pecinta minimalis, kamu sudah mencapai separuh jalan dari penerapan filosofi Wabi-sabi karena Wabi-sabi tidak hanya mengenai kesederhanaan tetapi juga mengenai ketenangan yang harus ada di seluru ruangan di dalam rumah dengan keteraturan.

 

3. Elemen outdoor di dalam rumah

Source: Pinterest

Rumah dengan gaya Wabi-sabi wajib dilengkapi dengan elemen natural di dalamnya. Elemen natural membawa suasana tenang dan tentram ke dalam rumah, ini menjadi salah satu faktor utama yang ingin dicapai dari Wabi-sabi. Elemen natural seperti bebatuan, tumbuhan dan kayu yang berbentuk abstrak atau “cacat” menjadi pengingat dari prinsip yang mengedepankan ketidaksempurnaan, bahwa keindahan pun dapat ditemukan dalam ketidaksempurnaan. Pilihlah furnitur dengan bahan dan warna kayu, bunga asli yang segar dan tanaman-tanaman yang dapat hidup didalam rumah.

 

4. Kurang matching? Tidak masalah!

Source: Amazing Architecture

Jika isi rumah kamu terlihat tidak matching, kamu tidak perlu khawatir. Mengingat lagi ke prinsip Wabi-sabi yang menghargai ketidaksempurnaan, jadi jangan berpaku ke rumah yang harus terlihat matching karena karakter rumah yang “homey” atau perasaaan “pulang ke rumah” akan hilang. Tetapi ingat juga jangan sengaja untuk membuat dekorasi di dalam rumah tidak matching. Ketidaksempurnaanlah yang membuat rumah sempurna.

 

5. Minimalisme

Source: Natalie Gisborne

Tujuan dari konsep Wabi-sabi adalah fungsionalitas dengan menyimpan barang-barang yang esensial agar kamu dapat memakainya dengan maksimal secara bahagia di kehidupan sehari-hari. Seorang pecinta minimalis mungkin akan membuang atau mengganti vas yang dia suka hanya untuk mempertahankan sisi visual rumahnya, tetapi penganut filosofi Wabi-sabi akan tetap meyimpan vas tersebut.

 

Itu dia sekilas mengenai desain interior Jepang, Wabi-sabi! Cocok kan untuk diterapkan pada hunian masa kini? Apakah kamu tertarik mengaplikasikannya pada rumahmu? Apapun gaya arsitektur yang kamu terapkan, jangan lupa untuk menggunakan bahan bangunan berkualitas ya! Hunian nyaman, GNET solusinya.