KEMBALI KE ARTIKEL
13 April 2024

Pembangunan Ibu Kota Nusantara terus berlangsung hingga kini. Mengutip dari halaman resminya, IKN akan menjadi kota berkelanjutan. Nantinya, hanya 25% dari area lahan yang akan dibangun. Untuk 75% sisanya bakal menjadi area hijau.

Guna mendukung hal tersebut, Ibu Kota Nusantara mengusung konsep bangunan green building. Sebenarnya apa itu green building? GNET Indonesia akan mengulasnya, melalui pembahasan di bawah ini.

Konsep Green Building Adalah

Green building adalah konsep pembangunan yang tidak hanya dengan menanami banyak pepohonan saja, tetapi juga memperhatikan banyak aspek mulai dari perencanaan konstruksi, desain hingga operasionalnya. Tujuannya tentulah untuk menjaga keberlangsungan lingkungan alam.

Dalam proses pembangunannya, green building pun terfokus pada pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan. Selain ramah lingkungan hal ini juga dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan konstruksi non-alami.

Dengan menerapkan konsep green building taraf kehidupan pun semakin baik. Ini bisa terjadi lantaran minimnya polusi, emisi karbon, dan radikal bebas yang perlahan merusak kesehatan manusia.

Manfaat Green Building

Nyatanya implementasi green building hadirkan banyak manfaat. Adapun manfaat-manfaat tersebut di antaranya:

  1. Efisiensi Energi

Manfaat pertama dari green building tentu saja efisiensi energi. Hal tersebut lantaran bangunan berkonsep ini dirancang dengan sedemikian rupa sehingga mampu memperoleh banyak cahaya dan sirkulasi udara alami.

Tidak hanya itu, green building juga menggunakan sumber energi yang terbarukan sehingga lebih efisien dalam biaya operasional. Ini didukung dengan penggunaan panel surya sebagai pembangkit listrik bangunan.

Sistem pendingin ruangan dan ventilasi pada green building juga telah dirancang secara efisien. Alhasil energi yang digunakan pun lebih hemat. Beberapa alat tersebut bahkan sudah dilengkapi sensor dan sistem kontrol otomatis sehingga penggunaan energi kian optimal.

  1. Memperbaiki Taraf Hidup

Manfaat berikutnya adalah memperbaiki taraf hidup masyarakat. Seperti diketahui, green building yang mengusung konsep bangunan hijau akan lebih aman dan sehat terhadap keberlangsungan hidup manusia.

Green building memungkinkan bangunan untuk memiliki sumber cahaya alami dan sirkulasi udara yang mencukupi. Alhasil, suhu ruangan dapat lebih stabil dan tidak lembab ataupun panas.

  1. Mengurangi Sampah Konstruksi

Proses pembangunan umumnya kerap menghasilkan banyak sampah-sampah konstruksi. Terkadang sampah tersebut cukup merepotkan. Serta, tidak bisa dibuang secara sembarangan.

Lain halnya, dengan material konstruksi green building. Material bangunan ini menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Jadi, bila ada material bangunan tersisa bisa didaur ulang kembali dan tidak menjadi sampah konstruksi.

Green building dicanangkan secara tepat dan cermat dengan mempertimbangkan efisiensi kebutuhan material. Alhasil potensi pemborosan material jadi lebih minim dan penggunaan sumber daya lebih optimal.

  1. Mengurangi Emisi Karbon

Bangunan-bangunan green building umumnya memanfaatkan sumber energi yang terbarukan dan meminimalisir penggunaan pembangkit listrik berbahan dasar fosil. Inilah mengapa green building  dapat mengurangi emisi karbon.

Tidak hanya berhenti di sana, green building umumnya mengedepankan sistem pengelolaan limbah yang baik. Terutama pada sistem daur ulang organik yang bermanfaat dalam mengurangi emisi metana dan gas rumah kaca.

Wilayah yang mengusung green building pun kerap mempromosikan penggunaan transportasi ramah lingkungan. Contohnya, seperti mobil listrik, sepeda, dan kendaraan lainnya yang tidak menggunakan bahan bakar fosil.

  1. Umur Bangunan Lebih Lama

Green building memungkinkan bangunan mempunyai durabilitas yang lebih baik dan tahan lama. Itu karena green building menggunakan material konstruksi bermutu tinggi dan melewati proses konstruksi dengan regulasi ketat.

Seperti yang sudah disebut sebelumnya, green building tidak memerlukan proses perawatan yang berat. Itu karena bangunan ini lebih efisien dalam penggunaan sumber daya. Serta, cenderung lebih banyak menggunakan sumber daya terbarukan. Oleh sebab itu, umur bangunan pun lebih panjang. 

Beberapa green building telah didesain secara sedemikian rupa agar mudah diadaptasi dengan berbagai kebutuhan. Hal tersebut membuat green building kian fleksibel dan tahan lama tanpa memerlukan renovasi dalam jangka waktu dekat.

  1. Peningkatan Nilai Properti

Tahukah Kamu bahwa green building cenderung memiliki pertumbuhan nilai properti yang tinggi. Bukan tanpa sebab, green building menawarkan kualitas hidup yang baik dan konsep berkelanjutan sehingga tidak luput dari perkembangan zaman.

Untuk mendirikan green building diperlukan kepatuhan regulasi yang ketat. Bahkan, pemilihan bahan bakunya pun perlu memperhatikan sertifikasi dari lembaga berkredibilitas. Inilah yang menjadikan green building mempunyai citra dan nilai properti tinggi.

Apa Saja Kriteria Green Building?

Untuk memenuhi regulasi sebagai green building, ada sejumlah kriteria yang perlu dipenuhi. Mengutip Green Building Council Indonesia (GBCI) regulasi tersebut, yaitu:

  1. ASD/Appropriate Site Development (Tepat Guna Lahan)

  2. EEC/Energy Efficiency and Conservation (Efisiensi dan Konversi Energi)

  3. WAC/Water Conservation (Konservasi Air)

  4. MRC/Material Resources and Cycle (Siklus Material)

  5. IHC/Indoor Health and Comfort (Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang)

  6. BEM/Building Environmental Management (Manajemen Lingkungan Bangunan)

Contoh Bangunan Green Building

Di Indonesia sendiri, sudah cukup banyak bangunan yang mengusung konsep green building. Beberapa di antaranya, yakni:

- Menara BCA Jakarta

- Gedung Kementerian Pekerjaan Umum

- Sequis Center

- Pacific Place

- Mina Bahari IV Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

- dan masih banyak lagi

Penutup

Demikian ulasan tentang konsep green building yang diusung pemerintah pusat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Semoga ini dapat menjadi tonggak awal dari pemerataan pembangunan di Indonesia sehingga tidak tersentralisasi pada satu wilayah saja.

Temukan artikel tentang konstruksi bangunan lainnya bersama GNET Indonesia.